Nama : Usman alamin
Npm : 1A114953
Kelas : 2KA13
Tugas :
Manaj. Layanan Sistem Informasi # |
Pendahuluan
COBIT
yaitu Control Objectives for Information and Related Technology yang
merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat olehInformation
Systems Audit and Control Association (ISACA), dan IT Governance
Institute (ITGI) pada tahun 1992.
High
– Level IT Processes.
COBIT
didasari oleh analisis dan harmonisasi dari standar teknologi informasi
dan best practices yang ada, serta sesuai dengan prinsipgovernance yang
diterima secara umum. COBIT berada pada level atas yang dikendalikan oleh
kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi informasi, dan
mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada bagaimana untuk
mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif. COBIT Framework bergerak
sebagai integrator dari praktik IT governance dan juga yang
dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau manager; manajemen teknologi
informasi dan bisnis; para ahligovernance, asuransi dan keamanan; dan juga para
ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT Framework dibentuk
agar dapat berjalan berdampingan dengan standar dan best practices yang
lainnya.
Implementasi
dari best practices harus konsisten dengan tatakelola dan kerangka
kontrol Perusahaan, tepat dengan organisasi, dan terintegrasi dengan metode
lain yang digunakan. Standar dan best practices bukan merupakan
solusi yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung dari bagaimana mereka
diimplementasikan dan tetap diperbaharui. Best practices biasanya
lebih berguna jika diterapkan sebagai kumpulan pinsip dan sebagai permulaan (starting
point) dalam menentukan prosedur. Untuk mencapai keselarasan dari best
practices terhadap kebutuhan bisnis, sangat disarankan agar menggunakan
COBIT pada tingkatan teratas (highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan
model proses teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk perusahaan
secara umum.
COBIT
FRAMEWORK
Kerangka kerja CobIT
terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a. Control Objectives
Terdiri
atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang
tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition
& implementation, delivery & support, dan monitoring.
b. Audit Guidelines
Berisi
sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk
membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance atau saran
perbaikan.
c. Management Guidelines
Berisi
arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan,
seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko
yang timbul, dan lain-lain.
d. Maturity Models
Untuk
memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).
Pengelolaan
TI (Tata Kelola TI)
Teknologi
informasi memiliki peranan penting bagi setiap perusahaan yang memanfaatkan
teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor
dalam mencapai tujuan perusahaan. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI
maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan
menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan perusahaan sendiri.
Semua
kegiatan yang dilakukan pasti memiliki resiko, begitu juga dengan pengelolaan
TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengiidentifikasikan segala bentuk resiko
dari penerapan TI dan penanganan dari resiko-resiko yang akan dihadapi.
Untuk itu perusahaan memerlukan adanya suatu penerapan yang harus dilakukan perusahaan,
yakni menerapkan Tata Kelola TI (IT Governance).
PT.
Transindo Jaya Komara
KOPERASI
LANGIT BIRU yang sebelumnya dikenal dengan PT. Transindo Jaya Komara (PT. TJK)
dengan Akte Notaris H. Feby Rubein Hidayat SH No. AHU. 0006152.AH.01.09. Tahun
2011 adalah perusahaan konvensional yang sudah berdiri 2 tahun dan bergerak
khusus mengelola daging sapi dan air mineral.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Berawal
dari pandanganya terhadap strata kehidupan masyarakat Indonesia dimana yang
kaya makin kaya dan yang miskin tetap miskin. Maka tercetuslah ide kreatif
untuk pengembangan usahanya dengan mengikutsertakan masyarakat pada umumnya.
Pada awalnya hanya diadakan arisan daging untuk masyarakat sekitar saja, yang
hasilnya dibagikan tiap lebaran haji baik berupa keuntungan berupa uang dan
daging sapi itu sendiri, hal ini sudah dilakukan oleh ustad jaya komara sebelum
KOPERASI LANGIT BIRU resmi berdiri.
Berkaitan
dengan pertimbangan diatas, perlu adanya suatu metode untuk mengelola IT. Dalam
hal ini, metode COBIT perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan agar
pengguna IT sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang
efisien dan efektif serta mencegah atau meminimalisir adanya resiko terhadap
penggunaan IT. Dalam hal ini saya mencoba merancang penerapan COBIT pada PT.
Transindo Jaya Komara.
1. Analisis Permasalahan
·
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah
memiliki prosedur pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan, tetapi
faktanya prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya
melakukan secara manual.
·
Mengetahui berbagai kendala dalam
pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan.
·
Perusahaan menginginkan adanya suatu
evaluasi tata kelola teknologi informasi untuk peningkatan mutu perusahaan .
·
Pengolahan Data
PO
1 Merencanakan rencana strategis IT
Pada
PT. Transindo Jaya Komara sudah mengetahui akan rencana strategis TI,
meski kenyataannya pelaksanaannya sering diabaikan. Pendokumentasian belum
terstruktur dengan jelas. Dan hanya diketahui oleh beberapa pegawai yang
berkepentingan saja. Update dari rencana strategis TI merupakan respon dari
permintaan pihak perusahaan dan juga berdasarkan perubahan kondisi yang ada.
Keputusan-keputusan stategis yang diambil hanya berdasarkan pada masalah yang
ada dalam proyek yang dilaksanakan, belum berdasarkan rencana strategis TI yang
telah ditetapkan secara konsisten.
Tetapi
pada perusahaan ini sudah adanya solusi TI yang dibuat untuk menghadapi masalah
yang ada. Penyampaian kepada konsumen juga sudah dilakukan, hanya belum
berjalan dengan maksimal. Penyampaian kepada konsumen dilakukan secara online,
dengan website yang diberikan perusahaan.
Seperti adanya rencana
strategis dalam pemanfataan TI pada perusahaan ini yakni :
·
Solusi menyeluruh untuk industri
perdagangan dan investasi
·
Solusi TI menyeluruh dengan nilai yang
luar biasa
·
Solusi TI menyeluruh dengan kompetensi
yang tinggi
PO
2 Arsitektur Informasi
Belum
semua instansi memiliki sistem informasi dan sistem informasi yang dikembangkan
belum terintegrasi.
PO
3 Arah Teknologi
Teknologi
yang digunakan belum begitu canggih karena sarana dan prasarana belum memadai.
PO
4 Organisasi TI dan hubungan
Sudah
ada sebuah organisasi yang jelas dan secara khusus menangani bidang IT, tetapi
belum bekerja secara maksimal.
PO
5 Investasi TI
Belum
adanya rancangan anggaran TI yang menyeluruh.
Alokasi anggaran yang
terbatas.
PO6
Komunikasi tujuan dan arah manajemen
Masih
lemahnya koordinasi pembagian produk produk. Hal ini menyebabkan
koordinasi koperasi
kurang efektif dan antrian yang semakin panjang.
PO
7 Manage SDM
Penempatan
SDM yang tidak tepat dan pembagian tugas yang tidak jelas.
Pengelolaan
sumber daya yang belum optimal baik di tingkat teknis operasional
maupun manajerial.
PO
8 Kesesuaian dengan external requirement
Kurangnya
kesiapan dalam antisipasi (change of management) baik terhadap
perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi maupun terhadap tuntutan
masyarakat
(globalisasi).i TI menyeluruh untuk industri transportasi dan perjalan
PO
9 Menilai Resiko TI
Di
PT. Transindo Jaya Komara sudah adanya kebijakan akan manajemen
resiko, karena sebagian besar pelaksanaan kegiatan bisnis di Departemen TI di
perusahaan ini sudah memanfaatkan teknologi 100 %. Manajemen resiko dilakukan
sesuai dengan proses yang telah ditentukan perusahaan, namun belum ada standart
khusus untuk mengatur kebijakan manajemen resiko tersebut. Tetapi manajemen
resiko pada perusahaan ini belum disosialisasikan kepada seluruh pegawai, jadi
hanya pihak terkait atau manager yang mengaturnya dan menjalankannya. Apabila terjadi
kesalahan manajer yang memberitahukan secara manual kepada pegawainya.
Proses
kelonggaran/mitigasi yang diberikan terhadap resiko proyek, baik proyek baru
atau lama semuanya diperiksa oleh manager, tetapi masih belum konsisten karena
tidak adanya standart khusus untuk proses tersebut.
PO
10 Manajemen Proyek
Pada
perusahaan ini, menajemen untuk proyek telah memenuhi kebutuhan user. User
disini ialah pegawai, manager, pimpinan dan stakeholders lainnya. Namun, proses
pedokumentasian belum berjalan dengan baik serta pengembangan dan penggunaan
teknik juga belum dilaksanakan dengan baik. Serta aplikasi dari penerapan
management proyek tergantung pada kebijakan dari manager.
PO
11 Manajemen kualitas
Kurangnya
tenaga ahli yang mampu mengawasi kualitas TI dan rendahnya penghargaan terhadap
SDM TI terampil mempengaruhi kualitas sistem dan pengembangan TI.
KESIMPULAN
Metode
cobit perlu diterapkan pada PT Transindo Jaya Komara, hal ini berdasarkan
atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Dengan
diterapkannya metode cobit diharapkan kinerja PTTransindo Jaya Komara dapat
lebih baik dan terorganisir sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai
dan juga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi investor koperasi,
pemegang saham dan pemerintah.
Sumber :
http://fauzi461203976.blogspot.co.id/2015/06/implementasi-cobit-di-pt-transindo-jaya.html
0 komentar:
Posting Komentar